LAPORAN
KEUANGAN
(Financial
Statements)
Laporan Keuangan pada perusahaan
jasa terdiri dari: Perhitungan Laba/Rugi, Laporan Perubahan Modal, Lap. Neraca
dan laporan Arus Kas.
A. Perhitungan Laba-Rugi
Informasi penting yang dapat diperoleh dari perhitungan laba-rugi adalah
berapa laba yang diperoleh dalam suatu periode. Dalam perhitungan laba-rugi
Salon Fitria di bawa ini terlihat bahwa selama bulan Desember 2005, perusahaan
tersebut memperoleh laba sebesar Rp. 492.000. Laba diperoleh dari penjualan
jasa salon selama bulan tersebut sebesar Rp. 2.600.000 dikurangi dengan
beban-beban usaha yang terjadi untuk memperoleh pendapatan sebesar Rp.
2.108.000. Kemajuan dan pertumbuhan perusahaan diukur dari kemampuan-nya
menghasilkan laba. Kemampuan ini tentu saja tidak diukur dalam bentuk laba
absolut (jumlah laba) yang diperoleh, tetapi ia harus diperbandingkan, misalnya
dengan jumlah modal yang ditanam, jumlah aktiva yang dipakai dan lain-lain.
SALON FITRIA
PERHITUNGAN LABA-RUGI
Bulan: Desember 2005
Pendapatan jasa salon
|
Rp. 2.600.000
|
|
Beban-beban usaha:
|
||
Beban gaji
|
Rp.
576.000
|
|
Beban perlengkapan
|
Rp.
300.000
|
|
Beban sewa
|
Rp.
480.000
|
|
Beban listrik dan telepon
|
Rp.
240.000
|
|
Beban bunga
|
Rp.
32.000
|
|
Beban serba-serbi
|
Rp.
200.000
|
|
Beban penyusutan
|
Rp.
280.000
|
|
Rp. 2.108.000
|
||
Laba
bersih
|
Rp.
492.000
|
Unsur-unsur utama yang terdapat
dalam perhitungan laba-rugi adalah pendapatan dan beban. Pendapatan adalah
penambahan bruto terhadap modal yang diperoleh dari kegiatan usaha.
Penambahannya adalah sebesar jumlah yang dibebankan kepada pembeli karena
perusahaan menjual barang atau jasa. Pada Salon Fitria pendapatan diperoleh
dari pemberian jasa perawatan kecantikan, dan lain-lain. Pendapatan ini dicatat
dalam akun yang diberi nama Pendapatan Jasa Salon.
Beban merupakan pengorbanan ekonomis
yang dapat dinilai dengan uang untuk memperoleh pendapatan. Jadi, beban selalu
dikaitkan dengan usaha memperoleh pendapatan. Beban merupakan pengurangan
terhadap modal karena melakukan usaha. Beban, pada umumnya juga dikelompokkan
menurut jenisnya, misalnya beban gaji, beban perlengkapan, beban sewa, beban
penyusutan, beban bunga, dan beban serba-serbi.
Laba adalah selisih lebih pendapatan
atas beban. Kalau merupakan penambahan bruto, laba adalah penambahan bersih
terhadap modal. Disebut penambahan bersih karena beban usaha elah dikurangkan
dari pendapatan. Jadi, laba merupakan hasil bersih dari melakukan usaha.
Perhitungan laba-rugi menyajikan
laba yang diperoleh datau rugi yang diderita perusahaan selama suatu periode.
Laba atau rugi menunjukkan keberhasilan perusahaan. Kemajuan dan pertumbuhan
perusahaan diukur dari laba atau rugi ini. Perusahaan yang dari tahun ke tahun
memperoleh laba yang selalu meningkat menunjukkan adanya pertumbuhan yang baik.
B.
Laporan Perubahan Modal
Laporan perubahan modal Salon Fitria nampak seperti di
bawah ini:
SALON FITRIA
LAPORAN PERUBAHAN MODAL
Bulan: Desember 2005
Modal Nona Fitria, 1 Desember 2005
|
Rp. 6.000.000
|
|
Laba bersih bulan Desember 2005
|
Rp.
492.000
|
|
Pengambilan prive bulan Desember 2005
|
Rp. (400.000)
|
|
Rp.
92.000
|
||
Modal Nona
Fitria, 31 Desember 2005
|
Rp.
6.092.000
|
Dari laporan perubahan ekuitas
tersebut di atas dapat dilihat bahwa selama bulan Desember 2005 modal Nona
Fitria telah naik dari Rp. 6.000.000 menjadi Rp. 6.092.000. Kenaikan ini disebabkan laba yang diperoleh dai mengusahakan salon sebesar
Rp. 492.000 dikurangi dengan pengambilan prive sebesar Rp. 400.000. Saldo modal
pada tanggal 31 Desember 2005 sebesar Rp. 6.092.000 menunjukkan jumlah
investasi Nona Fitria di Salon Fitria pada tanggal tersebut. Jumlah ini juga
menunjukkan hak klaim Nona Fitria terhadap aktiva perusahaan.
C. Neraca
Neraca Salon Fitria pada tangal
31 Desember 2005 dapat disusun dari kolom “neraca” di neraca lajur.
Pengelompokkan dan penyajian dengan cara tertentu dalam penyusunan neraca perlu
diperhatikan, karena dapat menunjukkan informasi-informasi penting yang
diperlukan serta hal-hal yang ditonjolkan. Seperti pernah dijelaskan, neraca adalah daftar
tentang aktiva, kewajiban dan modal perusahaan pada saat tertentu. Aktiva
adalah semua benda berwujud atau hak (tak berwujud) milik perusahaan yang
mempunyai nilai uang dan akan mendatangkan manfaat di masa datang. Aktiva
digolongkan dalam aktiva lancar dan aktiva tetap.
Aktiva adalah uang tunai dan aktiva lain yang diharapkan dapat ditukarkan
ke dalam uang tunai, baik langsung maupun tidak langsung, dalam jangka pendek,
biasanya satu tahun. Termasuk dalam aktiva lancar, di samping kas dan bank,
adalah wesel tagih, piutang dagang, perlengkapan, dan bermacam-macam biaya
dibayar di muka. Aktiva tetap adalah aktiva yang sifatnya permanen, digunakan
dalam kegiatan perusahaan, tidak untuk diperjualbelikan dan nilainya relatif
besar. Termasuk dalam kategori aktiva tetap adalah tanah, gedung, mesin-mesin,
kendaraan, dan peralatan.
Kewajiban adalah keharusan untuk menyerahkan aktiva atau jasa di masa
datang oleh karena transaksi yang dilakukan sebelumnya. Seperti halnya aktiva,
kewajiban dapat digolongkan menjadi kewajiban lancar dan kewajiban jangka
panjang. Kewajiban lancar adalah kewajiban yang jatuh temponya dalam jangka
pendek, biasanya satu tahun. Contoh kewajiban lancar adalah wesel bayar, utang
dagang, utang gaji, utang bunga, dan utang pajak. Kewajiban yang jatuh temponya
lebih dari satu tahun disebut kewajiban jangka panjang. Wesel hipotik dan utang
obligasi termasuk dalam kategori kewajiban jangka panjang ini.
Modal adalah selisih antara aktiva dan
kewajiban. Oleh karena itu, modal kadang-kadang disebut kekayaan bersih. Modal
mencerminkan klaim pemilih perusahaan. Artinya, jumlah yang tercantum sebagai
modal akan menjadi hak pemilik jika perusahaan dilukuidasi dan semua aktiva
dijual serta semua kewajiban dilunasi. Jumlah yang tercantum sebagai modal
dalam neraca terdiri dari pena-naman-penanaman yang dilakukan pemilik,
dikurangi penarikan ditambah dengan laba usaha yang diperoleh. Akun modal
biasanya disertai dengan nama pemiliknya. Misalnya, Modal Nona Fitria.
Penarikan-penarikan yang dilakukan oleh pemilik dalam suatu periode dicatat
dalam akun tersendiri yang disebut dengan Prive. Akun ini juga disertai nama
pemiliknya, misalnya Prive Nona Fitria.
Berdasarkan contoh kasus Salon Fitria, maka
Nerca per 31 Desember 2005 adalah sebagai berikut:
SALON FITRIA
NERACA
31 Desember 2005
AKTIVA
|
KEWAJIBAN DAN MODAL
|
||
Aktiva Lancar:
|
Kewajiban:
|
||
Kas
|
Rp. 1.704.000
|
Utang Lancar:
|
|
Perlengkapan
|
Rp. 100.000
|
Utang Dagang
|
Rp. 200.000
|
Jumlah Aktiva Lancar
|
Rp. 1.802.000
|
Utang Bunga
|
Rp. 32.000
|
Jumlah Utang Lancar
|
Rp. 232.000
|
||
Aktiva Tetap:
|
|||
Peralatan Salon
|
Rp. 16.800.000
|
Utang Bank Jangka Panjang
|
Rp. 12.000.000
|
Jumlah Kewajiban
|
Rp. 12.232.000
|
||
Akumulai Penyusutan
|
Rp. (280.000)
|
Modal:
|
|
Nilai Buku
|
Rp. 16.520.000
|
Modal Nona Fitria
|
Rp. 6.092.000
|
Jumlah Modal
|
Rp. 6.092.000
|
||
Jumlah Aktiva
|
Rp. 18.324.000
|
Jumlah
Kewajiban dan Modal
|
Rp. 18.324.000
|
Di atas disebutkan bahwa aktiva
lancar adalah uang tunai dan aktiva lain yang dapat ditukarkan ke uang tunai
dalam jang waktu satu tahun. Dalam contoh neraca Salon Fitria perlengkapan akan
menjadi beban usaha yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan. Pada
akhirnya, pendapatan tersebut akan berbentuk diterimanya uang tunai. Neraca
menunjukkan posisi keuangan perusahaan. Artinya, dari neraca dapat diketahui
kuat-lemahnya keadaan keuangan perusahaan tersebut. Dari neraca dapat dilihat
jumlah aktiva yang dimiliki perusahaan serta jenis dan bentuknya. Di sisi lain,
neraca memperlihatkan jumlah kewajiban yang harus dipenuhi di masa datang, juga
dalam jenis dan bentuk. Pemenuhan kewajiban akan mengurangi aktiva. Jadi dengan
melihat perbandingan antara aktiva dan kewajiban dapat disimpulkan kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya pada saat jatuh tempo.
Aktiva dibagi menjadi aktiva lancar dan aktiva tetap. Sementara itu,
kewajiban dibagi menjadi kewajiban lancar dan kewajiban jangka panjang.
Perbandingan antara aktiva lancar dan kewajiban lancar dapat menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajiban jangka pendeknya pada
saat jatuh tempo. Sebab, aktiva lancar adalah aktiva yang dapat mendatangkan
uang dalam jangka waktu satu tahun, sedang kewajiban lancar adalah kewajiban
yang akan jatuh tempo dalam jangka waktu yang sama.
Perbandingan antara kewajiban dan modal juga dapat menunjukkan posisi
keuangan perusahaan. Kewajiban harus dilunasi dalam jangka waktu yang tetap.
Kelemahan yang mengatur, pada umumnya, juga lebih kaku. Modal, di lain pihak
merupakan jumlah yang bervariasi, tergantung pada keperluan perusahaan. Apabila
perusahaan tidak mampu melunasi kewajiban yang telah jatuh tempo, pemilik wajib
menyediakan dana untuk itu. Jadi, perbandingan antara kewajiban dan modal dapat
menunjukkan sampai seberapa besar kewajiban didukung oleh dana yang berasal
dari pemilik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar