Penulis : Ivan Turgenev
Penerbit : Pustaka Jaya
Penerjemah : Rusman Sutiasumarga
Tebal Buku : 173 Halaman
ISBN : 9789794193549
Cinta
pertama itu abadi, walau tak selalu berlanjut ke jenjang pernikahan namun
kenangannya tak pernah terhapus dalam ingatan kita yang pendek ini. Umumnya
tiap orang selalu mengenang bagaimana pertama kali ia jatuh cinta, dari mulai
cinta pertama yang konyol, yang mengharu biru, hingga cinta pertama yang abadi.
Apapun dan bagaimanapun akhir dari kisah cinta pertama biasanya selalu menarik
untuk dikenang baik sekedar untuk disimpan dalam hati, dicurhatkan kepada
teman, ditulis di blog-blog pribadi, atau tak jarang menjadi sumber inspirasi
para penulis-penulis novel roman.
Ivan Tugenev
(1818-1883), salah satu penulis besar dalam sejarah kesusasteraan Rusia tak mau
ketinggalan untuk menuliskan roman tentang kisah cinta pertama. Namun ini bukan
kisah cinta pertamanya, melainkan cinta pertama tokoh khayalannya, Vladimir Petrovitsy.
Novel ini atau lebih tepatnya disebut novelette ini diawali dengan adegan dalam
sebuah pesta dimana Vladimir berserta kawan-kawannya duduk bersama untuk saling
menceritakan kisah cinta pertama mereka.
Dari narasi
Vladimir Pertovitsy inilah mengalir bagaimana dirinya mengalami cinta
pertamanya disaat usianya baru 16 tahun. Dikisahkan Vladimir jatuh cinta pada
tetangganya, Zinaida Zasyekina yang telah berusia 21 tahun. Zinaida ini tinggal
bersama ibunya yang sudah tua, puteri Zaskeyina . Meskipun memiliki garis
keturunan bangsawan, puteri Zasyekina dan anak gadisnya itu hidup dalam
kemiskinan dan tinggal si sebelah rumah Valdimir.
Karena
kecantikannya, hampir setiap hari Zinaida dikelilingi oleh para pria-pria yang
berkumpul di rumahnya, mereka terdiri berbagai profesi, ada dokter, tentara,
penyair, dll. Vladimir yang saat itu merupakan pria termuda juga tak
ketinggalan untuk ikut ambil bagian dalam setiap pertemuan itu. Zinaida
menggunakan kesempatan itu untuk bermain dan berolok-olok bersama para pria
yang memujanya. Walaupun kadang permainan yang digagas oleh Zianida itu
melecehkan mereka, para pria itu tetap setia mengikutinya sambil berharap mendapat
cinta dari sang puteri.
Seperti
halnya para pria itu Vladimirpun memuja dan mencintai Zinaida. Lambat laun
Zianida mengetahui gelagat Vladimir yang diam-diam mencintainya. Walau Zianida
sadar bahwa dirinya lebih tua dari Vladimir namun Zianida mennyambut cinta
Vladimir dengan memberi peluang-peluang pada Vladimir untuk berada di dekatnya
hingga akhirnya ia mengangkat Vladimir sebagai pengawal pribadinya.
Namun cinta
Vladimir tak semulus harapannya, kedekatannya dengan pujaan hatinya selaku
pengawal pribadinya malah membawanya pada kenyataan bahwa cinta pertamanya itu
harus berujung pada kenyataan pahit yang membuat dirinya serasa tersambar petir
di siang bolong!, kenyataan yang sama sekali tak pernah terpikirkan sedikitpun
Bagi saya
pribadi, novel roman klasik ini tak terlalu istimewa, kisahnya datar-datar
saja, walau ada kejadian mengagetkan bagi tokoh utamanya namun sepertinya
penulis tak melanjutkannya dengan menguras habis konflik batin apa yang
dihadapi Vladimir ketika harus berhadapan dengan kenyataan yang menyakitkannya.
Padahal di awal-awal kisah penulis mahir menggambarkan bagaimana bingung dan
salah tingkahnya Vladimir muda menghadapi kegalauannya karena mencintai
Zianida.
Komentar
yang berada di cover belakang novel ini yang mengatakan bahwa Cinta Pertama
adalah novel yang indah, kisah cinta yang dilukiskan dengan sangat peka dan
mengharukan, sekali sama sekali tidak saya rasakan saat saya membaca novel ini.
Apakah ini karena terjemahannya sehingga keindahan dan keharuannya tidak saya
rasakan? Karena saya belum membaca novel dalam bahasa aslinya atau dalam bahasa
Inggrisnya maka saya tidak bisa menilai bahwa terjemahannya kurang tepat.
Dua orang
kawan yang sudah membaca buku ini mengatakan terjemahannya kaku, bagi saya
sendiri saya masih bisa menikmati terjemahannya hanya saja ada beberapa frasa
kata yang sepertinya sudah jarang dipakai sehingga agak janggal membacanya,
saya menduga karena novel yang dicetak tahun 2009 (cetakan IV) ini sang editor
tidak melakukan penyesuaian terhadap terjemahan Rusman Sutiasumarga yang
menerjemahkan buku ini di tahun 1972 dari bahasa Belanda.
Terlepas dari tak bisanya saya rasakan keindahan dan
keharuan dari novel ini seperti yang ditulis di cover belakang novel ini saya
rasa karya ini tetap bermanfaat untuk memberikan sebuah gambaran bagaimana
potret kehidupan sosial masyarakat Rusia di abad ke 19 dan bagaimana ungkapan
perasaan cinta itu ternyata tak berubah walau abad sudah berganti dan
masyarakat sudah sedemikian modernnya. Apapun namanya ungkapan verbal saat
seseorang dalam keadaan galau karena cinta di abad 19 ternyata masih sama
seperti di abad ini. Novel ini cukup lengkap. Di belakang covernya ada biografi
tentang penulisnya, dihalaman belakang buku juga ada beberapa novel yang di
terbitkan oleh Pustaka Jaya. Tapi disini tidak di jelaskan tentang biografi si
penerjemah. Hanya dituliskan namanya saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar